Dalam buku ini Bapak Prof. Dr. Mohammad Soleh mengungkapkan pengaruh salat tahajud terhadap peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik, setelah dilakukan penelitian terhadap beberapa pelaku salat tahajud secara rutin dan ikhlas.
Penelitian ini dilandasi oleh apa yang diinginkan AL-Quran: yaitu bacalah ( IQRA’ ), lalu simaklah ( wasma’u ), lalu pikirkanlah ( afala tatafakkarun ), lalu perhatikanlah ( afala tubshirun ) lalu teliti/risetlah ( afala tandhurun ), allu ungkapkanlah ( afala tatadabbarun ). Langkah-langkah seperti inilah yang dilakukan oleh Prof. Dr. Moh. Soleh dengan melakukan penelitian ilmiah. Pada dasarnya beliau berupaya untuk mengamalkan keagamaannya secara konkret (islami).
Salat tahajud sebagai salat sunah begitu istimewa dalam ibadah umat islam, seperti dikabarkan dalam sebuah riwayat sahih, bahwa Rasullulloh SAW tidak pernah meninggalkan salat tahajud hingga beliau wafat. Dan dalam sebuah riwayat yang lain dikemukakan Abu Hurairah, Rasullulloh SAW bersabda bahwa :
“Salat sunah yang utama setelah salat fardu adalah salat tahajud.” (HR. Abu Dawud)
Begitu juga di dalam AL-Quran, Alloh SWT berfirman di dalam QS. Al-Isra (17) : 79 yang artinya adalah :
“Dan pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tampat yang terpuji,”
Salat tahajud ini memiliki manfaat praktis baik daru sudut pandang religius maupun kesehatan. Sebagaimana disabdakan Rasullulloh SAW dalam sebuah hadis :
“Salat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari segala macam penyakit,” (HR. Tirmidzi)
Sabda Rasullullah. SAW di atas memberikan sebuah peluang untuk menelaah lebih jauh mengenai hubungan praktik ibadah mahdah dengan alur logika dan pembuktian sains. Dalam hubungannya dengan tema salat tahajud yang ditelaah dalam buku ini, Sabda Nabi SAW ini dapat dihubungkan dengan fakta dalam sebuah penelitian yang membuktikan bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung, dan meningkatkan usia harapan hidup. Sebaliknya stres dapat menyebabkan seseorang sedemikian rentan terhadap infeksi, mempercepat perkembangan sel kanker, dan meningkatkan metastatis. Dengan demikian secara teoritis para pengamal salat tahajud pasti terjamin kesehatannya, baik secara fisik maupun mental.
Sinyal dari hadis Nabi SAW di atas dengan tegas menyatakan bahwa terdapat hubungan erat antara rajinnya mengamalkan salat tahajud dan peningkatan kemampuan pengendalian diri berupa ketenangan. Atau dengan kata lain, para pengamal salat tahajud akan terhindar dari stres.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menununjukkan bahwa salat tahajud yang dilakukan dengan tepat, ikhlas, dan khusyuk pada tiap malam, dengan dosis 13 rekaat dalam waktu 8 minggu, dapat menurunkan kadar kortisol. Pada kadar tinggi, kortisol bersifat imunosupresif. Sebaliknya dalam kadar rendah kortisol dapat mempengaruhi proliferasi limfosit. Dalam perspektif psikoneuroimunologi, terjadinya peningkatan respon imun ini akan meningkatkan ketahanan tubuh. Dengan kata lain, melalui turunnya kadar kortisol, para pengamal salat tahajud terhindar dari kemungkinan gejala stres. Dan dengan tidak adanya stres akan terhindar dari kesakitan/penyakit – yang di dalam kondisi stres yang berat amat rentan dengan kesakitan.
Meskipun disadari bahwa kebenaran ilmiah itu bersifat relatif, tetapi dengan meyakini kebenaran wahyu, penelitian ini secara optimistis membuktikan kebenaran wahyu tersebut, baik yang tertuang dalam AL-Quran maupun As-Sunnah, tentang manfaat dan anugrah besar yang bisa diraih oleh para pengamal salat tahajud. Temuan ini juga sekaligus memberikan bahan renungan kepada sinyalemen yang berpendapat bahwa kebenaran agama mustahil dapat dibuktikan secara ilmiah.
Sumber : http://id.shvoong.com/books/1772125-terapi-salat-tahajud-menyembuhkan-berbagai/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar