Kamis, 25 November 2010

PUISI INIKAH KIAMAT ?

 

Pagi itu ………

Dua enam Desember dua ribu empat

Lamunan panjang tiba-tiba tersentak

Nalar dan angan-angan menggurita 

Dengan sejuta misteri

Tentang ribuan mayat bergelimpangan

Antara reruntuhan bangunan

Dan puing-puing berserakan

Mulut terkunci rapat, rapat sekali

Segumpal rasa terpojok jauh

Merapat dan meratap

Pada sudut-sudut hati yang sangat dalam

Tak mampu menguntai keprihatinan

Sepotong puisi pilu, syair lagu sendu

Kehilangan nada, kehilangan makna

Lukisan ekspresi dari ketakutan

Yang tiba-tiba meraksasa di seantero bumi 

Membuat tubuh-tubuh kerdil itu

Tak punya arti dibawah kuasa-Nya

Ribuan wajah diterjang tsunami

Adalah wajah-wajah kita yang terhempas

Oleh gelombang laut, bagai raksasa

Melumat perkotaan

Melumat pedesaan

Melumat Tanah Rencong

Ribuan ekspresi wajah memelas

Mencari perlindungan, meminta pertolongan

Sedang matahari seperti tergelincir

Menerpa bumi, retak-retak dan kelabu

Segalanya gelap

Segalanya pekat

Dari sisa-sisa napas yang mengepak lelah

Nadi berdenyut semakin tak nyata

Sangat kelam, sangat kelam

Dari bibir yang pucat masih sempat teruntai

Sebuah kalimat pasrah dibawah kuasa-Nya

” Tuhan ….. inikah kiamat ?

Yang terkandung dalam firman-Mu ?

Sebagai akhir dari segala langkah 

Dan perbuatan yang salah”


Bone, 26 – 12 – 2004

Tidak ada komentar:

ADZAN MAKKAH